Selasa, 23 Juni 2015

Pengolahan Citra Digital

Pertemuan 7 

                                    LAND COVER


Land cover (penutupan lahan) dan land use (penggunaan lahan), sering sekali digunakan dalam kajian permukaan bumi. Sering terpakainya istilah ini terkadang malah mengaburkan arti dari masing-masingnya, dan juga, akhirnya, sering diartikan terbolak-balik. Lillesand dan Kiefer pada tulisan mereka tahun 1979 kurang lebih berkata: penutupan lahan berkaitan dengan jesis kenampakan yang ada di permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada obyek tersebut.
Townshend dan Justice pada tahun 1981 juga punya pendapat mengenai penutupan lahan, yaitu penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut.
Sedangkan Barret dan Curtis, tahun 1982, mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah (penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya. Dan sebagian lagi berupa kenampakan hasil aktivitas manusia (penggunaan lahan).
Landuse adalah kegiatan yang dilaksanakan pada lahan, jadi sangat berbeda dengan landcover dimana landcover menjelaskan obyek yang terdapat pada lahan tersebut. jika landuse-nya sawah, maka landcover-nya satu saat bisa air (saat tanah diolah pertama), bisa rerumput/padi (saat padi sudah ditanam), bisa pula tanah (saat setelah panen). jika suatu area landuse-nya permukiman, maka landcovernya bisa bermacam seperti semen/beton (lapangan tenis), vegetasi (tamannya), aspal (jalannya), dll. Tahapan untuk pembuatan peta penutupan lahan (land cover) dalam studi ini kami klasifikasikan menjadi 2 tahap yaitu : 
pra-pengolahan citra (Pre Processing) dan pengolahan citra lebih lanjut. Berikut ini merupakan diagram alir yang menjelaskan kerangka metodologis di dalam pembuatan peta penutupan lahan ini.













1. Pra-pengolahan citra 
Dalam pemrosesan atau analisa citra indraja secara digital, pra-pengolahan citra diartikan sebagai pemprosesan awal sebelum dilakukan pengolahan citra lebih lanjut.  Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki data citra yang mengalami distorsi atau kesalahan kedalam bentuk aslinya.  Ada dua pekerjaan yang dilakukan pada tahap pra pengolahan citra yaitu : koreksi geometrik dan koreksi radiometrik.

  • Koreksi Geometrik

Koreksi geometrik dilakukan terhadap kesalahan geometrik yang terjadi pada saat perekaman.






Contoh Proses Kerja Koreksi Geometrik Citra Satelit



  • Koreksi Radiometrik


Koreksi radiometrik dilakukan untuk memperbaiki ditorsi atau kesalahan radiometrik seperti kesalahan pada sistem optik, kesalahan gangguan energi radiasi elektromagnetik pada atmosfer, dan pengaruh sudut elevasi matahari. 





Proses Kerja Koreksi Radiometri Citra Satelit



2. Pengolahan Citra Lebih Lanjut


  • Penajaman Kontras Penyusun Citra Komposit Warna

Citra satelit yang digunakan tidak langsung mempunyai warna yang kontras. Hal tersebut akan mengakibatkan warna dari citra akan kelihatan gelap. Warna yang tidak kontras tersebut tentunya akan sangat mengurangi kemampuan interpreter dalam melakukan identifikasi terhadap obyek yang tergambar pada citra. Untuk mengatasi hal tersebut dapat diakukan penajaman kontras. Penajaman kontras tersebut dilakukan dengan merentangkan nilai piksel dari citra sehingga nilai piksel yang ada tersebar secara merata pada julat nilai spektralnya dan tidak mengumpul pada nilai piksel rendah.










Citra Komposit Warna Kombinasi RGB 542 Hasil Penajaman Kontras




  • Pembuatan Mosaik Citra dan Color Balancing

Mosaik dilakukan untuk menampilkan seluruh scene data citra satelit untuk melihat liputan citra secara keseluruhan. Color balancing dilakukan untuk menyamakan rona dan warna citra satelit agar terlihat bersambung dan tidak tampak batas perekamannya. Citra Landsat 5 yang sudah mempunyai nilai koordinat dapat ditampilkan dalam satu layar guna memudahkan proses interpretasi dan menentukan daerah liputan penelitian.




  • Pembuatan Compressed Image

Compressed image dilakukan untuk mendapatkan citra hasil mosaik dan color balancingdengan kapasitas data yang kecil tetapi memiliki kualitas yang tetap baik. Cara ini sangat penting dilakukan untuk proses interpretasi obyek yang diperlukan pada pekerjaan ini.Proses display akan dapat dilakukan lebih cepat bila volume data dapat dikurangi. Proses ini akan dilakukan menggunakan teknologi compressi yang khusus untuk menjaga kualitas citra.

Teknik interpretasi secara visual dilakukan dengan metode hirarki konvergensi bukti. Obyek akan dikenali berdasarkan unsur-unsur interpretasi yang berupa rona/warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, bayangan, tinggi, situs dan asosiasi. Konsep konvergensi bukti dapat diilustrasikan dengan Gambar 4 di bawah ini, dimana suatu obyek dikenali berdasarkan beberapa unsur interpretasi yang makin mengerucut pada suatu kesimpulan.






 Metode Hirarki Konvergensi Bukti




Interpretasi visual dilakukan berdasarkan kunci interpretasi, yaitu rona, warna, bentuk, pola, ukuran, bayangan, asosiasi, dan situs. Pengenalan obyek-obyek penutupan lahan dilakukan berdasarkan ciri-cirinya, lebih kurang seperti yang diterangkan pada tabel di bawah ini.

Data penutupan lahan eksisting dapat diperoleh dengan menggunakan data penginderaan jauh, dalam hal ini adalah citra satelit Landsat 5.

Elemen dari interpretasi visual target dapat dikenali dalam pengertian caranya melepaskan radiasi yang dari energi yang diterimanya. Radiasi ini kemudian diukur dan direkam oleh sensor, dan pada akhirnya digambarkan sebagai sebuah produk image seperti foto udara dan citra satelit. Pengenalan target merupakan kunci dari interpretasi dan pengambilan informasi. Pengamatan perbedaan diantara objek dengan lingkungannya melibatkan satu atau beberapa dari unsur-unsur visual. Elemen visual yang dapat dijadikan sebagai kunci interpretasi adalah  tone (kekontrasan warna), shape  (bentuk), size (ukuran), pattern (pola), tekstur, shadow (bayangan), dan asosiasi situs.

Untuk menyesuaikan dengan kondisi sebenarnya dilakukan ground check dengan mengacu kepada table berikut.

 
  • Pemetaan Penutupan Lahan (Land Cover)
Data penutupan lahan eksisting yang diperoleh dengan menggunakan data penginderaan jauh (Citra Satelit Landsat 5) kemudian dilakukan proses digitized on screen dengan menggunakan software GIS, yaitu ArcGIS versi 9.3, seperti yang terlihat pada gambar berikut.


Proses Ekstraksi Data Spasial Penutupan Lahan Existing



Sumber : Materi Perkuliahan PCD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar